Mesin Penyulingan Air Laut Menjadi Air Tawar

Published by twadigmark on

Mesin Penyulingan Air Laut Menjadi Air Tawar

Mesin Penyulingan Air Laut Menjadi Air Tawar

Tantangan besar bagi umat manusia saat ini adalah kelangkaan air minum yang diperburuk oleh efek-efek nyata perubahan iklim. Solusi untuk tantangan krusial tersebut adalah dengan mengolah air laut menjadi air tawar.Sebagai contoh negara yang sudah memberlakukan teknologi ini adalah Perancis, yang pada tahun 2012 berkontribusi menciptakan sebuah rekor baru dengan instalasi desalinasi air laut terbesar di dunia dan dibangun di negara bagian Victoria. Proyek tersebut menghabiskan biaya 2,4 Milyar euro dan merupakan sumber penyedia air berskala besar. Sumber : ambafrance.org

Kemudian contoh lain adalah Arab Saudi, dan negara timur tengah lainnya. Kerajaan Arab saudi mampu menangani krisis air untuk penduduknya dengan mengolah air laut menjadi air tawar.

Namun untuk di indonesia sendiri beberapa industri seperti pabrik, hotel resort sudah mulai menggunakan cara ini untuk memenuhi kebutuhan industri mereka.

Bagaimana Proses Penyulingan dan Tahapannya ?

Cara kerja mesin penyulingan air laut menjadi air tawar ini dikenal dengan sistem SWRO (Seawater Reverse Osmosis)

1. Struktur Pengambilan Air Laut

Dalam merancang sistem SWRO berskala besar, perlu diperhatikan lokasi pengambilan air laut yang akan digunakan sebagai umpan produksi air bersih. Kondisi/struktur lokasi pengambilan mempengaruhi biaya sistem perpipaan. Sebaiknya, lokasi pengambilan tidak jauh dari tepi pantai agar biaya dapat ditekan. Namun dilain hal, pengambilan air laut pada bagian dalam akan memberikan kualitas air yang lebih baik dibandingakan dengan air laut di permukaan dan juga air laut bagian dalam lebih terlindungi dari polusi hidrokarbon

2. Kondisi Air Laut

Setelah didapatkan lokasi yang tepat untuk pengambilan air laut, maka dilakukan pengecekan kandungan air laut pada lokasi yang ditentukan. Setelah mengetahui komposisi air laut yang akan digunakan, maka data tersebut dapat dijadikan panduan dalam merancang proses pre-treatment, desain sistem RO, dan metode pembersihan membran.

3. Proses Pre Treatment

Ada dua cara dalam tahap ini, pertama metode Konvensional, kedua metode Filtrasi Membran UF. Pada tahap ini adalah kunci untuk proses penyulingan air laut nantinya. Akan diukur dan disaring. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mencegah pertumbuhan bakteri (bio-fouling), pencegahan pembentukan kerak, pengaturan pH, dan menghilangkan padata-padatan yang terbawa.

4. Proses Membran RO

Performa dan biaya yang diperlukan dalam proses membran RO sangat dipengaruhi oleh beberapa faktorsebaigai berikut.

Polarisasi Konsentrasi
Polarisasi konsentrasi dipengaruhi oleh adanya lapisan gel pada permukaan membran yang menyebabkan meningkatnya tekanan osmotik pada membran, sehingga menurunnya nilai flux permeat membran. Lapisan gel dibentuk oleh makromolekul yang bersifat hidrofobik yang menyebabkan penurunan nilai flux yang sangat signifikan. Lapisan polarisasi konsentrasi terbentuk karena adanya makromolekul hidrofilik yang meyebabkan penurunan nilai flux yang tidak signifikan.

Fouling dan Scaling
Kinerja membran RO sangat dipengaruhi oleh fenomena fouling dan scaling. Fenomena ini akan menyebabkan terjadinya penurunan nilai flux secara signifikan yang akan meningkatkan biaya operasi. Ketika terjadi fouling dan scaling, maka hal tersebut dapat diatasi dengan backwashing, chemical cleaning atau penggantian membran. Fouling pada membran disebabkan oleh natural organic matter (NOM), koloid, dan biofilm. Scaling pada membran disebabkan oleh pengendapan garamgarampada permukaan membran yang biasanya kalsium karbonat (CaCO3), kalsium sulfat (CaSO4), dan silica (SiO2).

Chemical Cleaning
Bahan-bahan kimia biasa digunakan untuk mengatasi masalah scaling pada membran RO. Bahan kimia yang biasa digunakan adalah NaOH, Cl2, H2PO4, dan surfaktan. Jenis bahan kimia yang digunakan dan konsentrasinya sangat memengaruhi biaya yang dibutuhkan. Penggunaan kosentrasi bahan kimia perlu diperhatikan agar dapat memberikan efisiensi pembersihan yang tinggi. Terdapat dua cara yang biasa digunakan untuk membersihkah sistem membran yaitu clean in place (CIP) atau clean offline. Untuk dapat mengetahui kosentrasi CIP yang akan digunakan maka perlu diketahui interaksi antara bahan kimia dengan foulan.

Quality dan Salinity Umpan Air Laut
Kualitas air umpan yang akan diproses dalam membran RO harus memiliki kualitas yang tinggi. Hal ini perlu dilakukan agar memberikan jumlah permeat yang maksimal. Indikator yang biasa digunakan untuk menentukan kualitas air umpan yaitu concentration, suspended solid (SS), turbidity, dan SDI. Semakin rendah nilai indikator tersebut maka jumlah permeat yang dihasilkan juga akan semakin banyak. Sehingga, biaya operasi dari membran RO dapa berkurang

5. Proses Post Treatment

Proses post-treatmen dalam sistem desalinasi SWRO pada umumnya melibatkan remineralisasi, pengaturan pH, disinfaksi dan penghilangan boron. Kualitas air keluran hasil proses posttreatment setidaknya harus memenuhi kualitas air minum

6. Pembuangan Brine dan Dampak Lingkungan

SWRO desalination plant akan menghasilkan produk samping berupa brine. Aliran brine merupakan aliran terejeksi dari umpan yang memiliki kandungan total dissolved solid (TDS)

Mesin  penyulingan air laut ini bisa diaplikasikan dimana saja dan untuk apa saja ?

Jelas harus kawasan yang berdekatan dengan laut, dan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri maupun rumah tangga. Sebagai contoh, kami dipercaya untuk menginstall mesin ini untuk kebutuhan air di hotel dan resort di Bali.

Kalo saya mau, bagaimana caranya ?

Jika anda berpikir bahwa ini bisa diaplikasikan di kantor, industri maupun rumah anda, sangat mudah. Silahkan telpon atau datang ke kantor kami. Silahkan diskusikan kebutuhan anda, kami siap membantu

PT. Tirtamakmur Wisesa Abadi
Central Park Kuta, Jl. Patih Jelantik Blok Techno no 3, Kuta – Bali – 80361
Tlp. 0361-4753988
info@tiwa.co.id
www.tiwa.co.id